Balikpapan – Jumat, 3 Juni 2016, segores tinta emas baru saja tersapu indah pada lembaran sejarah perjalanan Kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Kampus yang baru berusia lima tahun. Pada hari yang sakral itu, sekelompok anak muda, tergabung dalam Student Automotive Association (SAA) meluncurkan karyanya. Prototipe mobil irit bahan bakar pertama di Kalimantan buatan mahasiswa, Si Enggang.
Tak tanggung-tanggung. Rektor ITK, Profesor Sulistijono yang membuka peluncuran mobil itu, bahkan terkagum terkejut takjub melihat hasil kreasi mahasiswanya itu. “Luar biasa!” katanya sumringah saat membuka acara softlauncing mobil tersebut di selasar Gedung A, Kampus ITK Karang Joang, Balikpapan.
Sulistijono mengaku terkejut. Ia tidak menyangka mahasiswanya mampu membuat kreasi seperti itu. Menurut dia, ITK memang tidak didirikan untuk calon penerus bangsa yang biasa-biasa saja. Tapi untuk mereka yang mau terus belajar dan berusaha, menggali, dan meningkatkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa.
“Ini adalah awal yang baik, bagaimana pun harus diapresiasi. Semoga menginspirasi mahasiswa lainnya untuk bereprestasi, menghasilkan karya untuk bangsa dan dunia,” ujar Sulis dihadapan ratusan mahasiswa dan dosen ITK yang turut hadir dalam acara tersebut. Sulis pun memberi beberapa masukan terkait rancang mobil tersebut kepada tim pembuat Enggang.
“Kami [pimpinan ITK] mendukung penuh kegiatan ini dan kegiatan mahasiswa lainnya yang positif. Akan kami bantu,” kata profesor tersebut.
Si Enggang, begitu kelompok mahasiswa itu menamakannya, adalah prototipe mobil irit bahan bakar yang memang bisa dibilang sederhana. Panjangnya lebih kurang dua meter, lebar satu meter dan tinggi setengah meter. Badan mobil masih berupa kerangka besi, dengan mesin seukuran kaleng kue yang terletak di belakang kemudi.
Jika dilihat sepintas, badan mobil ini mirip mobil formula 1. Itu karena ada dua roda yang dipasang rendah dan menjorok ke luar pada bagian depannya. Juga karena pusat kemudi berada di tengah, di mana pengemudi diposisikan duduk lesehan untuk mengemudikannya. Namun juga seperti becak, karena pada bagian belakang hanya terdapat satu roda.
Jordan Ananda, Ketua SAA ITK yang mempresentasikan mobil tersebut mengaku tidak mengira mendapatkan sambutan yang meriah dari civitas akademika. Awalnya, ia dan rekan hanya hobi mengutak-atik dan merakit mesin mobil. Namun mereka tergerak membuat si ‘Enggang’ tersebut setelah mengetahui ada kompetisi mobil irit bahan bakar hingga tingkat internasional, dan mendapat masukan dari dosen pembimbing dan seniornya.
“Kami ingin hobi ini juga bernilai positif dan menghasilkan di kemudian hari,” kata Jordan yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan 2014 ini. Ia mengatakan, si Enggang besi akan mengikuti kompetisi pada awal tahun depan, sehingga masih tersedia waktu untuk disempurnakan lagi.
“Kami mohon restu dan dukungan dalam bentuk apa pun dari semua pihak, sehingga kami dapat memenangkan kompetisi tersebut dan membanggakan Kalimantan Timur,” ujarnya.
Acara ditutup dengan doa oleh Kepala Bagian Akademik ITK, Imam Syafii, dan dilanjutkan dengan unjuk laju si Enggang di jalanan ITK. Terbanglah terbang Enggang, kepakkan sayapmu setinggi cakrawala. Harumkan Indonesia! (Humas ITK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar