Lengan Bionic. www.wired.com |
Saya sangat bersemangat. Segera setelah menerima kabar luar
biasa ini saya tidak tahan untuk menulisnya. Sebelumnya, kiblat penelitian
dosen Institut Teknologi Kalimantan (ITK) adalah sistem smart grid.
Smart grid adalah jaringan listrik pintar yang mampu
mengintegrasikan aksi-aksi atau kegiatan dari semua pengguna, mulai dari
pembangkit sampai ke konsumen dengan tujuan agar efisien, berkelanjutan,
ekonomis dan suply listrik yang aman (IEC, 2010).
Namun, fokus penelitian diarahkan pada elektronika biomedik.
“Karena sistem smart grid sudah terlalu banyak di kampus lain,” kata dosen
Program Studi Teknik Elektro, Himawan. Dosen muda ini menambahkan, ke depannya
penelitian akan lebih banyak di bidang teknologi kesehatan.
ia menceritakan ada dua ide yang akan digarap. Yang pertama,
deteksi penyakit melalui retina. Memanfaatkan teknologi pemrosesan gambar, kita
dapat membaca rekam jejak penyakit seseorang. “Pada retina manusia terdapat
pola khas yang menceritakan penyakit apa saja yang pernah dideritanya,” ujar
pria asli Balikpapan ini.
Menurutnya, dari teknologi ini akan bisa diambil beberapa
judul tugas akhir. Awalnya kita akan meneliti pembacaan pola dari retina.
Pembacaan pola ini langkah awal yang penting. Pembacaan ini bertujuan untuk
memastikan pola yang terbaca diterjemahkan dengan baik. “agar tidak terjadi
salah diagnosis,” tambahnya.
Yang kedua, lengan bionik. Lengan bionik adalah lengan
buatan. Penelitian ini akan jadi perpaduan antara elektro arus kuat dan arus
lemah. Karena biomedik identik dengan arus lemah, sedangkan komposisi dosen
terbanyak di elektro adalah arus kuat. Lengan bionik ini akan digerakkan oleh
motor yang diatur sehalus mungkin agar menyerupai gerakan tangan asli.
Saat ini tentu akan sulit mencari sukarelawan, selain jumlah
yang sedikit juga akan menimbulkan kerisihan jika penelitian ini dilakukan
setiap hari. Untuk itu, tahap awalnya akan dibuat lengan bionik berkekuatan
super. “Ini akan seperti Iron-man” terang dosen lulusan ITS Surabaya itu. Objek
penelitiannya manusia normal. Lengan bionik ini akan dikombinasikan dengan
mikrokontroler sebagai pengendalinya.
Tentu saja ini tidak bisa langsung jadi dalam sekali
pengerjaan. Kedua proyek ini butuh beberapa tahun agar benar-benar matang. Tapi
menurut beliau kedua proyek ini, baik dari segi realistis ataupun waktu
pengerjaannya, sama. Tinggal masalah keuletan saja.
Dari ruangan yang sedikit sesak oleh meja bersekat sebahu,
dosen-dosen sering berdiskusi tentang inovasi terbaru. Jalam kampus yang
berbatu tak sedikitpun mengulur waktu. Kampus di pinggir Kota Balikpapan ini
kini semakin digandrungi. Lulusan SMA khususnya di Kalimantan Timur menitipkan harapan
besar pada kampus ini.
Muhammad Arief │ Suara Mahasiswa │Humas ITK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar