Balikpapan
- Tak hanya tinggal di menara gading, orang berilmu juga harus bisa membumi.
Pribahasa ini tampak sesuai dengan deskripsi sejumlah dosen Institut Teknologi
Kalimantan (ITK) yang baru selesai membangun sumur bor di RT 15, Kelurahan
Karang Joang, Balikpapan Utara kilometer 15. “Alhamdulillah proyeknya berhasil. Kami
berharap sumur pompa ini bisa memenuhi kebutuhan air hingga 50 Kepala Keluarga
(KK),” kata Dosen Teknik Elektro ITK, Yanuar Mahfudz di Balikpapan, Selasa, 19
Januari 2016.
Yanuar
yang mengepalai tim beranggota 25 dosen dan dua tenaga kependidikan ini
mengatakan, pembangunan sumur berlangsung cukup singkat, September sampai Desember
2015. Proses pengeborannya berlangsung selama delapan hari mulai 12 – 19
Desember 2015. "Biayanya pun cukup murah, yakni hanya 60 juta rupiah. Sumber dana ini berasal dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) ITK. Jadi ini murni dari ITK untuk masyarakat,” tuturnya.
Berdasarkan
pantauan humas, masyarakat di sekitar Kampus ITK masih mengalami
kekurangan pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga
mengeluhkan pengajuan pengadaan pipa air dari Perusahaan Daerah Air Minum yang berbelit-belit. Sejumlah warga bahkan membuat bak air tadah hujan di
sekitar rumah mereka. Ketika musim kemarau, keadaan semakin sulit. Warga terpaksa membeli air bersih dari mobil
tangki air milik swasta.
“Sebagian
warga yang lebih mampu, ada yang membuat sendiri sumur bor, tapi itu sedikit karena
biaya pembuatan sumur bor begitu mahal,”kata Sangidun, 28 tahun, seorang warga
di Karangjoang. Sangidun merasa sangat senang dengan adanya bantuan sumur dari
civitas akademika ITK. “Ini bahkan
melampaui ekspektasi kami.”
Sumur
ini terletak di sisi Masjid Nurul Hidayah di RT 35 Jalan Sungai Wein, Karang Joang. Memiliki kedalaman 80 meter dan dilengkapi dengan sebuah pompa air berkapasitas
900 Watt. Tim dosen ITK memperkirakan sumur ini mampu menghasilkan hingga 5.500
liter air per harinya yang kemudian ditampung di sebuah tandon. “Kami
menyilahkan warga untuk memasang pipa-pipa yang lalu dialirkan ke rumah mereka
masing-masing.” kata Yanuar.
Yanuar
sangat mengapresiasi warga RT 33, 34, dan 35 yang telah turut berpartisipasi dalam proyek tersebut. Di antaranya seperti memberi masukan
tentang penentuan lokasi pembuatan sumur yang dekat dengan sumber air,
menyediakan makanan ketika pertemuan, termasuk acara syukuran selesainya proyek
tersebut.
Dosen
lulusan ITS Surabaya tersebut mengatakan, secara keberlanjutan
proyek sumur tersebut sudah selesai. Namun pengabdian dosen-dosen ITK ini terus
akan dilakukan setiap tahunnya dengan format dan pada tempat berbeda. “Ini
menjadi bagian dari Tridharma pendidikan, yakni pengabdian, pengajaran, dan
penelitian yang wajib dipenuhi oleh setiap dosen,” lanjut Yanuar.
Penyerahan simbolis sumur dari ITK ke warga RT 33-35 telah dilakukan dengan diadakannya acara syukuran pada akhir Desember 2015 lalu. (Humas ITK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar