Minggu, 12 Juni 2016

Manufacturing Hope for ITK: Menjadi IronMan Bukan Lagi Mimpi



Lengan Bionic. www.wired.com


Saya sangat bersemangat. Segera setelah menerima kabar luar biasa ini saya tidak tahan untuk menulisnya. Sebelumnya, kiblat penelitian dosen Institut Teknologi Kalimantan (ITK) adalah sistem smart grid. 

Smart grid adalah jaringan listrik pintar yang mampu mengintegrasikan aksi-aksi atau kegiatan dari semua pengguna, mulai dari pembangkit sampai ke konsumen dengan tujuan agar efisien, berkelanjutan, ekonomis dan suply listrik yang aman (IEC, 2010). 

Namun, fokus penelitian diarahkan pada elektronika biomedik. “Karena sistem smart grid sudah terlalu banyak di kampus lain,” kata dosen Program Studi Teknik Elektro, Himawan. Dosen muda ini menambahkan, ke depannya penelitian akan lebih banyak di bidang teknologi kesehatan.

ia menceritakan ada dua ide yang akan digarap. Yang pertama, deteksi penyakit melalui retina. Memanfaatkan teknologi pemrosesan gambar, kita dapat membaca rekam jejak penyakit seseorang. “Pada retina manusia terdapat pola khas yang menceritakan penyakit apa saja yang pernah dideritanya,” ujar pria asli Balikpapan ini. 

Menurutnya, dari teknologi ini akan bisa diambil beberapa judul tugas akhir. Awalnya kita akan meneliti pembacaan pola dari retina. Pembacaan pola ini langkah awal yang penting. Pembacaan ini bertujuan untuk memastikan pola yang terbaca diterjemahkan dengan baik. “agar tidak terjadi salah diagnosis,” tambahnya.

Yang kedua, lengan bionik. Lengan bionik adalah lengan buatan. Penelitian ini akan jadi perpaduan antara elektro arus kuat dan arus lemah. Karena biomedik identik dengan arus lemah, sedangkan komposisi dosen terbanyak di elektro adalah arus kuat. Lengan bionik ini akan digerakkan oleh motor yang diatur sehalus mungkin agar menyerupai gerakan tangan asli. 

Saat ini tentu akan sulit mencari sukarelawan, selain jumlah yang sedikit juga akan menimbulkan kerisihan jika penelitian ini dilakukan setiap hari. Untuk itu, tahap awalnya akan dibuat lengan bionik berkekuatan super. “Ini akan seperti Iron-man” terang dosen lulusan ITS Surabaya itu. Objek penelitiannya manusia normal. Lengan bionik ini akan dikombinasikan dengan mikrokontroler sebagai pengendalinya.

Tentu saja ini tidak bisa langsung jadi dalam sekali pengerjaan. Kedua proyek ini butuh beberapa tahun agar benar-benar matang. Tapi menurut beliau kedua proyek ini, baik dari segi realistis ataupun waktu pengerjaannya, sama. Tinggal masalah keuletan saja.

Dari ruangan yang sedikit sesak oleh meja bersekat sebahu, dosen-dosen sering berdiskusi tentang inovasi terbaru. Jalam kampus yang berbatu tak sedikitpun mengulur waktu. Kampus di pinggir Kota Balikpapan ini kini semakin digandrungi. Lulusan SMA khususnya di Kalimantan Timur menitipkan harapan besar pada kampus ini. 

Muhammad Arief │ Suara Mahasiswa │Humas ITK


Jelang Ramadhan, ITK Gelar Kajian Bedah Buku “Fiqih Kontemporer Seputar Puasa”




Balikpapan - Bulan ramadhan sudah menghitung hari, persiapan terus dilakukan. Tak terkecuali civitas akademika Institut Teknologi Kalimantan. Tim Pembina Kerohanian Islam ITK (TPKI) dan Ikatan Mahasiswa Muslim ITK (IMMI) mengadakan tarhib ramadhan kajian bedah buku fiqih kontemporer seputar puasa. Kajian berlangsung di Aula Kampus ITK, Jumat, 27 Mei 2016.

Setelah sholat jumat, puluhan mahasiswa maupun dosen berkumpul di aula untuk menghadiri kajian yang diisi oleh Ustadz Muflih Safitra. Kajian yang dimulai jam 13.20-15.00 WITA ini berjalan dengan lancar. Mahasiswa dan dosen sangat antusias mendengarkan materi yang dibawakan oleh alumnus King Sa’ud University, Arab Saudi ini. Terbukti dengan banyaknya mahasiswa dan dosen yang bertanya mengenai materi yang disampaikan.  
Keutamaan-keutamaan puasa, faidah-faidah, adab, hingga mengenai niat dibahas tuntas dalam kajian tersebut.”Alhamdulillah, menjadi lebih memahami pelaksanaan puasa sesuai tuntunan Rasulullah SAW,” jelas Muhammd Ilham Laisa, mahasiswa setelah mengkuti kajian ini.

“Tujuan diadakannya kajian mengenai Ramadhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa seputar puasa yang terkadang terlupakan maupun diperdebatkan” terang Ashadi Sasongko, dosen yang tergabung dalam TPKI. Tarhib Ramadhan akan kembali dilaksanakan pada Jumat, 3 Juni 2016 yang akan diisi oleh ust. M. Nur Shobah dengan tema Menghidupkan Ramadhan.

(Rahmad Hidayat untuk Humas ITK)

Sabtu, 11 Juni 2016

Wainaga Untuk Karang Joang


Pengabdian Masyarakat │LPPM ITK 

Balikpapan – Satu pagi. Sebuah balai yang disulap menjadi dapur. Ditemani kompor, wajan, panci, dan teman perkakas masak lainnya. Asniah, 40-an tahun, asik mengaduk sebuah adonan ungu kemerahan dengan mixernya.  Bercak-bercak putih, kuning, dan ungu dari bahan-bahan masak menempel pada beberapa sudut jilbab dan gaun hitam yang ia kenakan. Wajahnya berpeluh, tapi ibu rumah tangga ini tampak  bersemangat.

“Tambahkan gula pasir, dan air jeruk nipisnya, Bu!” kata Asniah kepada rekan masak di sampingnya. “Wah pasti enak nih, kok kita gak pernah kepikiran  ya sebelumnya,” sahut ibu lainnya yang juga sedang mengerumuni Asniah. Riuh rendah terdengar di ruangan balai berukuran 10 x 6 meter itu.




IMG_20160604_094800 - Copy

Asniah tidak sendiri. Bersama puluhan ibu-ibu dari RT 33, 35, 36, dan 61, Kelurahan Karang Joang, Asniah menyeruduk Balai Desa Karang Joang pada Sabtu, 4 Juni 2016. Balai itu terletak di Jalan Sungai Wein, Jalan Soekarno-Hatta KM 15, Balikpapan Utara. Mereka membuat sejumlah produk makanan olahan dengan bahan dasar Buah Naga. Selai Buah Naga, Sambal Buah Naga, dan Es Krim Buah Naga, untuk menyebut beberapa.

Ibu-ibu tersebut berkumpul atas undangan tim dosen perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Acara yang bertajuk “Pengabdian  dan Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Sei Wain melalui Produk Olahan Buah Naga ‘Wainaga’” itu, mendapat sambutan antusias.

IMG_20160604_110203 - Copy

Dimulai dengan presentasi dari ketua tim dosen, peserta ditunjukkan cara pembuatan produk olahan dari Buah Naga. Ibu-ibu peserta lalu mempraktekkannya sendiri setelah dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.

Diketuai Winarni, beranggotakan Subchan, Budiani Fitria, Rosna Malika, dan Januar Ismail. Acara yang lebih mirip arisan ibu-ibu PKK itu berlangsung singkat hingga tengah hari.

“Kami ingin ibu-ibu dapat lebih berdaya dengan memanfaatkan sumber daya di sekitar mereka,” kata Winarni. Warga Karang Joang dipilih, karena LPPM ingin memfokuskan program pengabdian masyarakat pada masyarakat sekitar Kampus ITK terlebih dulu.

IMG_20160604_104710 - Copy

“Kami berharap setelah diberikan pelatihan, warga memiliki semangat untuk berwirausaha. Daripada sekedar di rumah, mengolah Buah Naga dapat menambah pendapatan keluarga,” ujarnya ketika ditemui reporter Humas ITK.

Menurut dosen Matematika ini, Buah Naga merupakan komoditas unggulan daerah yang banyak tumbuh subur di wilayah Balikpapan, termasuk Kelurahan Karang Joang. Beberapa warga Karang Joang menanam Tanaman Buah Naga di pekarangan rumah mereka. Buah Naga bisa dipanen setiap bulan. Sayangnya, produksi Buah Naga yang melimpah ini seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik.
“Banyak Buah Naga yang tidak laku jual, dibiarkan membusuk begitu saja. Padahal ini bisa dimanfaatkan, diolah sehingga bisa tahan lama untuk dikonsumsi,” kata Winarni.

Program Pengabdian Masyarakat yang dilakukan Winarni beserta keempat dosen lainnya ini merupakan bagian dari kewajiban─selain penelitian, dan pengajaran−yang harus dipenuhi oleh dosen sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

IMG_20160604_104649 - Copy

Dosen lainnya yang juga turut memberi pelatihan, Budiani Fitria Endrawati, menambahkan. Pelatihan tersebut juga sebagai usaha mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi dalam setiap makanan yang dikonsumsi.

“Sekarang banyak jajanan dan makanan kemasan yang mengandung zat berbahaya. Ada beras berformalin, permen narkoba, lolipop yang menggunakan bahan pengawet, dan racun lainnya. Ini yang sering diabaikan keluarga,” kata dosen Program Studi Teknik Industri ini.

Winarni pun melanjutkan, kandungan gizi makanan yang dikonsumsi seseorang berimplikasi pada pola pikir, emosi, psikologi, dan kesehatannya . “Orang tua harus memperhatikan makanan untuk keluarganya,” kata wanita berjilbab asli Sidoarjo ini.

Selai, es Krim, dan sambal yang telah jadi hasil kreasi ibu-ibu tadi, lalu dimasukkan ke dalam kemasan plastik dan gelas kaca, dan diberi label ‘Wainaga’.

IMG_20160604_113507 - Copy

“Label itu sebagai rangsangan sehingga mereka jadi tergugah untuk berwirausaha. Sedangkan  nama Wainaga adalah gabungan dari kata ‘Wain’ dan ‘Naga’. Maksudnya produk-produk olahan ini dibuat oleh warga yang tinggal di Jalan Sei Wain yang mengolah Buah Naga,” ujar Winarni.

“Kami berharap ilmu yang didapatkan ini bisa diterapkan oleh ibu-ibu, baik untuk tujuan komersil maupun dikonsumsi sendiri sebagai pangan yang sehat. Semoga bermanfaat dan menginspirasi,” tutupnya.

ITK News Office│Humas ITK

‘Metamorfisis’ Civitas Akademika ITK di Bulan Suci



Balikpapan – Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Prof. Dr. Ir. Sulistijono menyambut gembira dengan datangnya bulan suci Ramadhan. “Syukur alhamdulillah, sang syahruttarbiyah (bulan pendidikan), Ramadhan 1437 H telah datang. Mari kita bersukacita menyongsongnya,” katanya.

Menurut Sulis, bagi seorang muslim, kedatangan Ramadhan sudah sepatutnya disambut dengan gembira dan penuh syukur. Ramadhan merupakan bulan penuh maghfirah, rahmat dan serta sarana menjadi orang yang bertakwa, muttaqin.

Dalam kesempatan ini rektor memberikan sambutan kepada seluruh sivitas akademika ITK khususnya bagi yang muslim/muslimah yang sedang menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan. Dalam wawancaranya, beliau mengingatkan tiga hal:

Pertama,  Kita selalu bersyukur kepada Allah Swt karena kita masih diberikan umur yang panjang sehingga kita bisa menikmati ibadah Bulan Ramadhan 1437 H. Rasa syukur ini harus kita praktekkan secara nyata dalam mengisi hari-hari kita dalam ibadah kepada-Nya.

Kedua, Sebaiknya kita meminta maaf kepada sesama. Pastilah kita selama beraktifitas dan bertatap muka memiliki kekhilafan dan kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Maka kita saling memaafkan agar selama ibadah di Bulan Ramadhan hati kita sudah bersih.

Ketiga, Meningkatkan ibadah sunnah di Bulan Suci. Maka setiap ada peluang pahala kita sebisa mungkin mengisinya, jangan abaikan peluang amal sholeh yang ada. Peluang pahala seperti tilawah qur’an, tarawih, sedekah, infaq, zakat dan lainnya.

Beliau juga memberikan motivasi selama Bulan Ramadhan ini, bahwa Bulan Ramadhan disebut juga Syahruttarbiyyah (Bulan Pendidikan), maka momentum ini digunakan untuk mendidik kita untuk berubah, tentunya berubah ke arah yang lebih baik.

“Ramadhan adalah syahruttarbiyah. Bulan Pendidikan. Marik kita belajar dari metamorfosis kupu-kupu. Manusia pun harus meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan, keilmuan, kesehatan, dan akhlak dirinya. Mari jadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk mencapainya!”

Di Bulan Ramadhan tahun ini dari Kementerian PAN dan RB memberikan waktu kerja 32,5 jam dalam sepekan, tentu hal ini memberikan peluang untuk memperbanyak beribadah dan mempersiapkan puasa dengan sebaik-baiknya.

Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa sebaiknya kita sebagai pelayan di bidang pendidikan, momen ramadhan bukan momen untuk bermalas-malasan akan tetapi menjadi titik tolak kita untuk lebih produktif lagi. Karena hasil dari Tarbiyah yang dilakukan akan terlihat setelah ramadhan. Selamat Beribadah di Bulan Ramadhan, semoga amal ibadah kita diterima dan dilipatgandakan oleh Allah Swt. Amiin.  (Humas ITK)

ITK Luncurkan Si Enggang



Balikpapan – Jumat, 3 Juni 2016, segores tinta emas baru saja tersapu indah pada lembaran sejarah perjalanan Kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Kampus yang baru berusia lima tahun. Pada hari yang sakral itu, sekelompok anak muda, tergabung dalam Student Automotive Association (SAA) meluncurkan karyanya. Prototipe mobil irit bahan bakar pertama di Kalimantan buatan mahasiswa, Si Enggang.

Tak tanggung-tanggung. Rektor ITK, Profesor Sulistijono yang membuka peluncuran mobil itu, bahkan terkagum terkejut takjub melihat hasil kreasi mahasiswanya itu. “Luar biasa!” katanya sumringah saat membuka acara softlauncing mobil tersebut di selasar Gedung A, Kampus ITK Karang Joang, Balikpapan.

Enggang ITK
Si Enggang Besi dari ITK

Sulistijono mengaku terkejut. Ia tidak menyangka mahasiswanya mampu membuat kreasi seperti itu. Menurut dia, ITK memang tidak didirikan untuk calon penerus bangsa yang biasa-biasa saja. Tapi untuk mereka yang mau terus belajar dan berusaha, menggali, dan meningkatkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa.

“Ini adalah awal yang baik, bagaimana pun harus diapresiasi. Semoga menginspirasi mahasiswa lainnya untuk bereprestasi, menghasilkan karya untuk bangsa dan dunia,” ujar Sulis dihadapan ratusan mahasiswa dan dosen ITK yang turut hadir dalam acara tersebut.  Sulis pun memberi beberapa masukan terkait rancang mobil tersebut kepada tim pembuat Enggang.

“Kami [pimpinan ITK] mendukung penuh kegiatan ini dan kegiatan mahasiswa lainnya yang positif. Akan kami bantu,” kata profesor tersebut.

IMG_3523

Si Enggang, begitu kelompok mahasiswa itu menamakannya, adalah prototipe mobil irit bahan bakar yang memang bisa dibilang sederhana. Panjangnya lebih kurang dua meter, lebar satu meter dan tinggi setengah meter. Badan mobil masih berupa kerangka besi, dengan mesin seukuran kaleng kue yang terletak di belakang kemudi.

Jika dilihat sepintas, badan mobil ini mirip mobil formula 1. Itu karena ada dua roda yang dipasang rendah dan menjorok ke luar pada bagian depannya. Juga karena pusat kemudi berada di tengah, di mana pengemudi diposisikan duduk lesehan untuk mengemudikannya. Namun juga seperti becak, karena pada bagian belakang hanya terdapat satu roda.

Jordan Ananda, Ketua SAA ITK yang mempresentasikan mobil tersebut mengaku tidak mengira mendapatkan sambutan yang meriah dari civitas akademika. Awalnya, ia dan rekan hanya hobi mengutak-atik dan merakit mesin mobil. Namun mereka tergerak membuat si ‘Enggang’ tersebut setelah mengetahui ada kompetisi mobil irit bahan bakar hingga tingkat internasional, dan mendapat masukan dari dosen pembimbing dan seniornya.

“Kami ingin hobi ini juga bernilai positif dan menghasilkan di kemudian hari,” kata Jordan yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan 2014 ini. Ia mengatakan, si Enggang besi akan mengikuti kompetisi pada awal tahun depan, sehingga masih tersedia waktu untuk disempurnakan lagi.

IMG_3525

“Kami mohon restu dan dukungan dalam bentuk apa pun dari semua pihak, sehingga kami dapat memenangkan kompetisi tersebut dan membanggakan Kalimantan Timur,” ujarnya.
Acara ditutup dengan doa oleh Kepala Bagian Akademik ITK, Imam Syafii, dan dilanjutkan dengan unjuk laju si Enggang di jalanan ITK. Terbanglah terbang Enggang, kepakkan sayapmu setinggi cakrawala. Harumkan Indonesia! (Humas ITK).

Sharing & Discussion: A Moment with Ricky Elson


(Ahad Pagi Bersama Sang Maestro)

Balikpapan – Ahad pagi, 29 Mei 2016, ada sesuatu yang berbeda di Kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Karang Joang. Kampus yang lazimnya sepi karena hari libur, mendadak ramai gempita oleh puluhan dosen dan mahasiswa. Hujan ringan yang mengguyur Karang Joang sejak subuh, tak menyurutkan langkah mereka. Gayuh dan gegas kaki-kaki itu menuju lantai tiga, Auditorium ITK. Hari yang istimewa.

Ya, hari itu memang akhir pekan yang istimewa karena Kampus ITK kedatangan tamu yang luar biasa. Seorang ilmuwan-pejuang-cendekiawan-teknokrat-nasionalis-aktivis-sastrawan-pemuda hebat. Dialah Ricky Elson.

Mengenakan hem putih lengan panjang yang digulung hingga siku, celana jeans hitam, sepatu boot cokelat, rambut ikal hitam yang diikat rapi, santai, Bang Ricky-begitu ia akrab disapa-memulai presentasi. “Apa kabar ITK?” kata Bang Ricky hangat menyapa.

Ricky Elson bukanlah pria sembarangan. Pemuda kelahir di Padang, 11 Juni, 36 tahun silam itu adalah salah seorang putra terbaik bangsa yang mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Sedikitnya 14 penemuan di bidang teknologi penggerak motor listrik yang sudah ia patenkan di Jepang.

Dialah yang memelopori kelahiran mobil listrik nasional ‘Tucuxi’ yang ia buat bersama Danet Suryatama yang diluncurkan pada 2014. Sebelumnya, pada pertengahan 2013, Ricky dan timnya berhasil menyelesaikan purwarupa mobil listrik, ‘Selo’ dan ‘Gendhis’ yang dipamerkan dalam KTT APEC, Oktober 2013 silam di Denpasar, Bali.

Sang “Putra Petir” itu menyempatkan diri ke Kampus ITK seusai merampungkan agendanya di Bontang. Dalam acara Sharing & Discussion rutin tersebut, Ricky membagi kisahnya selama di Jepang, tentang mobil listrik maupun teknologi kincir angin yang ia kembangkan.

Memotivasi peserta untuk selalu berjuang mewujudkan mimpi besarnya hingga bisa menciptakan karya-karya yang bermanfaat bagi orang banyak. “Semoga kelak ITK mampu menjadi ujung tombak pembangunan di negeri ini, khususnya di Kalimantan,” ujarnya.

Peserta pun memperhatikan dengan antusias.

1464533501476

“Forum diskusi dengan Bang Ricky selalu berkesan. Beliau memotivasi agar kita selalu memaknai hidup dengan semangat juang tinggi. Saya suka dengan motto hidupnya, bahwa hidup itu susah, maka jadilah besar!” ungkap Happy Aprillia, dosen Teknik Elektro ITK.

Ada juga perwakilan dari mahasiswa. Rijal Surya, salah seorang mahasiswa yang hadir turut memberikan apresiasi pada acara tersebut.

“Benar-benar bermanfaat, mengajarkan dan memotivasi kami untuk terus berkarya dalam keadaan apapun. Bang Ricky sangat berharap mahasiswa ITK bisa mengambil peran yang lebih besar dalam kemajuan bangsa namun tetap menjaga semangat nasionalisme.” tutur Rijal yang saat ini menjabat sebagai Presiden Mahasiswa KM ITK.

Tak terasa empat jam acar berlalu. Bang Ricky yang telah mendirikan pusat studi Lentera Bumi Nusantara & Lentera Angin Nusantara (LAN) di Ciheras, Jawa Barat mengajak kepada siapa saja yang ingin belajar untuk datang ke sana.

“Siapapun yang ingin belajar, silakan datang ke Ciheras. Kita belajar membuat kincir angin lalu menguji performanya sendiri. Dalam waktu dekat, LAN akan menerima mahasiswa ITK yang kerja praktik di sana” tutupnya.

Wira Setiawan │Ridho Jun Prasetyo untuk Humas ITK


ITK [Jadilah] Harapan Borneo
Oleh Ricky Elson

Hari ini Minggu,
Kampus baru itu di atas bukit dan jauh dari keramaian.
Namun mereka penuh antusias untuk datang, membawa harapan masing-masing dari pertemuan ini.
Meski sebenarnya mungkin lebih enak bermain bagi mereka.

Lalu, saya benar-benar lancang.
BerSusastera Engineering di hadapan mereka.

Banyak yang bertanya,
Apa yang bang Ricky cari di negeri ini,
Ketika pada kenyataannya
kita banyak berhadapan dengan hal-hal yang mengecewakan.

Mereka mungkin berharap saya akan
memberikan jawaban yang menenangkan dan memuaskan hati mereka.

Saya tak menjawabnya,
Lalu saya bercerita tentang sebuah puisi.
“Ame ni mo Makezu”
Karya Maestro Jepang, Miyazawa Kenji, yang dibahas lumayan detail pada Wikipedia.
Dan saya lanjutkan dengan membacakan “How I became a madman”nya Sang Maestro Kahlil Gibran.
Dan kemudian tentang “As a Man Thinketh”nya om James Allen dari Inggris,
Plus, sedikit tentang “The Meaning of it All”nya Sang Maestro Sastra Scientific, Richard Feynmann.

Dan saya lanjutkan dengan penutup.
“Silakan anda temukan jawaban anda sendiri
Kenapa anda harus terus berjuang?”

Tak terasa, empat jam sudah berlalu.
Saya berjanji akan mengunjungi mereka
berkala. Dan berikut giliran saya yang mendengarkan dongengan mereka.

“Homerare mo sezu”
(Tidak dipuji [siapapun])

Ku ni mo sarezu
(Juga tidak dibenci [siapapun])

Sō iu mono ni
Watashi wa naritai
(Saya ingin menjadi  [manusia] seperti itu”

Dan [menjadi seperti] itu tidaklah seMudah didendangkan

Adik-adik ITK,
Jadilah Harapan Borneo
Harapan Negeri ini
Terima kasih

On the way Ciheras, 20160529
Catatan Mendongeng

ITK Buka Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Mandiri (UM ITK)


Balikpapan – Setelah berhasil menyelenggarakan penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN dan SBMPTN, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) akan membuka jalur Ujian Mandiri ITK (UM ITK).

Ketua panitia penerimaan mahasiswa baru, Jatmoko awali mengatakan UM ITK menjadi saluran alternatif bagi lulusan SMA/SMK yang sebelumnya tidak mengikuti SNMPTN maupun SBMPTN.

“Peluang terbuka lebar karena ITK akan menerima 300 mahasiswa baru dari jalur ini,” kata Jatmoko ketika ditemui Humas ITK, Jumat, 3 Juni 2016 di Kampus ITK Karang Joang, Balikpapan.

Pendaftaran UM ITK dibuka mulai 6 – 27 Juni 2016 secara online, melalui situs http://www.itk.ac.id. Ujian akan dilaksanakan pada 23 Juli 2016 di dua tempat, yakni di Kampus ITK Balikpapan, dan di SMK Negeri 1 Samarinda.

UM ITK merupakan ujian penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan secara lokal atau mandiri oleh ITK. Peserta UM ITK dapat memilih tiga dari sepuluh program studi yang ditawarkan ITK, yakni Teknik Sipil, Matematika, Fisika, Teknik Material dan Metalurgi, Teknik Perkapalan, Teknik Elekro, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Perencanaan Wilayah dan Kota, dan Sistem Informasi.

UM ITK berupa tes tertulis berisi 100 soal meliputi Fisika, Matematika, Bahasa Inggris, dan Tes Potensi Akademik (TPA).

Panitia penerimaan mahasiswa baru lainnya, Adrian Gunawan mengatakan, biaya kuliah bagi mahasiswa yang diterima dari jalur UM ITK terbilang lebih mahal dibandingkan dua jalur sebelumnya. “Akan ada  Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) yang besarnya berbeda setiap prodi, dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) maksimal yakni sebesar 12 juta rupiah yang dibayarkan setiap semester,” kata Adrian.

Meski demikian, menurut Adrian, tidak ada perbedaan perlakuan bagi mahasiswa baru yang nantinya diterima di ITK melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun Ujian Mandiri.

“Kami ingin putra-putri terbaik bangsa dapat berkuliah di ITK. Kami menawarkan pendidikan berkualitas di mana lulusan ITK akan mampu bersaing di level internasional. Ayo masuk ke ITK dan menjadi kebanggaan Kalimantan,” ujar Adrian yang merupakan dosen Teknik Kimia ini. (Humas ITK)