Senin, 21 Maret 2016

Berita foto: “Tak Hanya Otak, Otot Pun Jago!”







Tim Futsal Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menjajal Tim Futsal Kaltim Post Group (KPG) dalam laga persahabatan.  Pertandingan berlangsung di lapangan futsal indoor Hotel Blue Sky, Sabtu, 19/3/2016.

Trivia: Ayo tebak, yang mana yang ITK???

Sumber: Kaltim Post cetak, Edisi Ahad, 20 Maret 2016
(presenteb by Humas ITK)

Dosen-Dosen Muda ITK yang Berprestasi





Balikpapan – Yang muda yang berprestasi. Ungkapan ini agaknya cocok untuk menggambarkan dua sosok dosen muda Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang mengukir tinta emas di jagat akademik nusantara. Kedua orang itu adalah Irma Fitria (dosen Program Studi Matematika) dan Taufik Hidayat (dosen Program Studi Teknik Perkapalan). Kepada Humas ITK, mereka membagi kisahnya.

Irma Fitria, wanita asal Banjarmasin yang belum genap berusia 23 tahun ini sudah merampungkan kuliah sarjana dan magisternya. Tak tanggung-tanggung, keduanya ia selesaikan dalam waktu singkat, pula meraih predikat cum laude.

Gelar kesarjanaannya Irma tempuh dalam 3,5 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,91. Ia juga hanya perlu waktu 1,5 tahun untuk menyandang Magister Sains (M.Si) dengan IPK 3,92. Mengagumkan sekaligus mencengangkan, apalagi jika mengetahui bahwa bidang keilmuan yang digelutinya merupakan jurusan yang notabene dianggap sebagai momok bagi banyak orang, Matematika.

Atas prestasinya ini, Irma diganjar sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mapres) oleh ITS, dan sebagai lulusan terbaik, baik untuk wisuda S1 dan S2-nya. Ia bahkan meminta ijin di sela-sela waktu mengajarnya, untuk mengikuti wisuda magisternya pada Ahad, 20 Maret 2016 di Kampus ITS Surabaya.


“Alhamdulillah, semua ini berkat dukungan orangtua, keluarga, dan rekan-rekan baik yang di Kalimantan maupun di Surabaya ” kata Irma ketika dihubungi Humas ITK, Senin, 21 Maret 2016. Profesinya sebagai dosen merupakan cita-citanya semenjak kecil.

Meski mengantongi segudang prestasi, Irma tidak besar kepala. Alumni SMAN 1 Banjarmasin ini mengaku, di antara resep agar sukses mengarungi dunia perkuliahan adalah dengan pandai-pandai memanajemen diri.

“Kuliah adalah prioritas utama yang tidak boleh dilupakan,” ujar Irma dengan nada tegas. Menurutnya, nilai atau indeks prestasi memang bukan segalanya. Tetapi ketekunan dalam belajar, akan “meningkatkan kemampuan seseorang sesuai bidang keahliannya, yang sangat dibutuhkan ketika lulus nanti.”

Waktu luang Irma ia manfaatkan untuk mempelajari kembali materi kuliah yang telah diajarkan. “Saya membuat rangkuman catatan kuliah di kertas kecil yang bisa dibaca setiap saat dan selalu dibawa ke mana-mana,” kata bungsu dari empat bersaudara ini. Ayahnya seorang PNS dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.

Tapi kehidupan kampus juga harus seimbang, kata Irma menambahkan. Dengan mengikuti kegiatan organisasi kampus, mahasiswa belajar bersosialisasi dengan banyak orang. “Kemampuan berkomunikasi dan kepemimpinan merupakan softskill yang sangat diperlukan ketika terjun ke masyarakat nantinya.”  Semasa kuliah, Irma aktif di Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika), kegiatan mentoring, dan pengembangan desa binaan.

Lain Irma, lain pula dengan Taufik Hidayat. Penelitian thesis dosen Teknik Perkapalan ITK ini, berhasil menjadi salah satu agenda penelitian strategis nasional yang akan dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 2016.

Oleh dosen pembimbingnya di ITS , Buana Ma’Ruf, thesisnya yang berjudul ‘Pengembangan Strategi Daya Saing Industri Galangan Kapal Surabaya Dengan Menggunakan Model Formulasi Yardstrat’ dianggap layak untuk dikembangkan penelitian dengan ruang lingkup Jawa Timur, dan Indonesia.

Menurut Taufik, industri galangan kapal Indonesia kalah maju dibandingkan Vietnam, Filipina, China, Korea Selatan, dan Jepang. Padahal potensi maritim Indonesia jauh lebih besar dibanding negara-negara tersebut. “Saya ingin memajukan industri galangan kapal Indonesia menjadi lima besar dunia,” kata Taufik bersemangat.


Pria kelahiran Surabaya 26 tahun silam ini menyelesaikan kuliah Sistem Perkapalan selama 3,5 tahun, dan Magister Perkapalan selama 1,5 tahun. Keduanya ia selesaikan di ITS. “Selepas S1, saya sempat bekerja di perusahaan kontraktor asal Jepang. Tetapi panggilan untuk mengajar membuat saya melanjutkan studi S2,” ujar Taufik yang baru diwisuda kemarin.

Tulisan ilmiah Taufik juga tersebar, baik di jurnal nasional maupun internasional yang menekankan
aliansi secara sinergi antara industri galangan kapal, pemasok, pengguna, serta pemerintah dan lembaga terkait (pendidikan, penelitian, asosiasi pendukung) untuk berkompetisi menciptakan inovasi galangan kapal yang berkelanjutan.

Cerita Irma dan Taufik yang membanggakan ini ternyata juga didengar pihak rektorat. “Ini bisa menginspirasi bagi civitas akademika ITK lainnya, termasuk mahasiswa dan generasi muda, untuk berprestasi dan memajukan bangsa,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Subchan di Kampus ITK Karang Joang, Senin, 21 Maret 2016. (humas ITK)

Kamis, 17 Maret 2016

ITK Studi Ekskursi ke PT. Pupuk Kaltim dan PT. Badak NGL



Balikapapan – Civitas akademika Institut Teknologi Kalimantan mengunjungi PT. Pupuk Kaltim dan PT Badak NGL  yang terletak di Kota Bontang. Kunjungan yang berlangsung pada 23 dan 24 Februari 2016 lalu ini dalam rangka kuliah lapangan yang bertajuk “Studi Ekskursi ITK 2016”. Diikuti oleh 28 mahasiswa ITK dari Program Studi Teknik Material dan Metalurgi (angkatan 2013), Teknik Mesin (angkatan 2012), dan Teknik Kimia (angkatan 2013), serta didampingi oleh tiga dosen ITK.

Pemimpin rombongan, Yunita Triana, mengatakan tujuan diadakannya Studi Ekskursi (SE) adalah untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam melihat dunia industri yang sesungguhnya. Perbedaan antara teori keilmuan di kelas dan praktek kerja ini “dijembatani dengan adanya SE,” kata Yunita di Kampus ITK, Balikpapan, Rabu, 16 Maret 2016.


Menurutnya, SE membantu mahasiswa untuk mengetahui iklim kerja yang sesungguhnya. “Kesadaran ini akan menuntun mereka untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya, termasuk dengan belajar giat dan lulus dengan predikat memuaskan,” ujar Yunita yang juga Koordinator Program Studi Teknik Material dan Metalurgi ini.

Kuliah lapangan merupakan agenda wajib akademik dalam Kurikulum ITK. Semua program studi teknik di ITK yang berjumlah 13, menerapkan kuliah lapangan sebagai rangkaian akhir dari semua pengantar mata kuliah teknik.

“Studi Ekskursi di ITK dilakukan sekali setiap tahun. Pesertanya merupakan mahasiswa minimal semester VI,” kata Adrian Gunawan, dosen sekaligus Koordinator Program Studi Teknik Kimia ITK yang turut serta dalam SE tersebut.

PT. Pupuk Kaltim dan PT Badak NGL dipilih sebagai destinasi SE kali ini, karena secara umum berkaitan dengan keilmuan yang diajarkan di Program Studi Teknik Material dan Metalurgi, Teknik Mesin, dan Teknik Kimia ITK.


“PT. Pupuk Kaltim memiliki punya workshop atau Laboratorium Metalurgi, Laboratorium Jasa Inspeksi, Laboratorium Pengecoran, dan Laboraturium Pengukuran dan Pengujian Logam. Semua laboratorium ini bisa menjadi tempat kerja praktek mahasiswa ITK maupun untuk pengembangan penelitian antara ITK dan PT. Pupuk Kaltim,” kata Jatmoko Awali, dosen ITK lainnya yang ikut serta.

Sedangkan ke PT. Badak memiliki Workshop Maintenance, dan Pembuatan Spare Part Pabrik.

Menurut Jatmoko, dengan adanya studi ekskursi semacam ini, membuka peluang kerjasama antara industri dan ITK yang belum lama berdiri di Kalimantan. “Karena ITK didirikan untuk mengembangkan sumber daya manusia di daerah, sehingga tak perlu jauh-jauh kuliah ke Pulau Jawa,” kata pria asal Balikpapan ini.


Studi Ekskursi selama dua hari membuahkan kesepakatan antara PT. Pupuk Kaltim-ITK, dan PT. Badak NGL-ITK untuk membuat menjalin kerjasama yang lebih erat. “Akan dirumuskan sebuah nota kesepahaman antara kedua belah pihak. Ini baru awal, kerjasama akan terus dipererat demi kemajuan Kaltim dan Indonesia,” imbuh Yunita. (Humas ITK)

Rabu, 16 Maret 2016

Berita Foto: Tribun Kaltim, Selasa, 15 Maret 2016


Judul Artikel: ITK Buka Tiga Prodi Baru
Sumber: Tribun Kaltim (Cetak & E-Paper), Edisi Selasa, 15 Maret 2016

Berita Foto: Kaltim Post Edisi Selasa, 15 Maret 2016


Judul Artikel: ITK Mulai Diperhitungkan, Rasio Pendaftar SNMPTN Samai ITS
Sumber: Kaltim Post (Cetak & E-paper), Edisi Selasa, 15 Maret 2016

Rasio Pendaftaran SNMPTN 2016, ITK Samai ITS




Balikpapan – Masa pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 baru saja berakhir pada Sabtu, 12 Maret 2016 lalu. Di luar dugaan, jumlah pendaftar Institut Teknologi Kalimantan (ITK) melebihi ekspektasi pimpinan ITK. Menurut informasi yang diterima dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, rasio jumlah mahasiswa baru yang diterima ITK dibanding jumlah pendaftar melalui jalur SNMPTN mencapai 1 : 10.


“Rasio ini menyamai rasio pendaftaran Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya!” kata Rektor ITK, Prof. Sulistijono di Kampus ITK Karang Joang, Senin, 14 Maret 2016.


Sulistijono mengaku cukup terkejut sekaligus bangga dengan meningkatnya peminat ITK tahun ini. Dibandingkan tahun sebelumnya, rasio pendaftar ITK melalui jalur SNMPTN terus mengalami peningkatan. Rasio pendaftar ITK melalui Jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Masuk Mandiri pada tahun 2015 sebesar 1 : 7. Rasio tersebut, tahun lalu, merupakan yang tertinggi di Kalimantan.


“Ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi negeri di daerah, mampu bersaing dengan perguruan tinggi favorit di Pulau Jawa,” kata profesor Material dan Metalurgi lulusan Université de Technologie de Compiègne, Perancis ini.


SNMPTN merupakan salah satu jalur masuk ke PTN melalui penelusuran prestasi akademik menggunakan nilai rapor. Pendaftaran telah dibuka sejak Januari hingga pertengahan Maret 2016.

Selain itu, menurut Sulis, peningkatan rasio menggambarkan tingkat kepercayaan masyarakat Kalimantan Timur khususnya, dan Kalimantan, serta Indonesia secara umum kepada ITK. “Masuk ke ITK semakin ketat, semakin kompetitif, dan semakin bergengsi,” ujarnya.

Tahun ini, ITK membuka tiga jalur masuk. Pertama melalui SNMPTN (Januari-Maret 2016), Kedua melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN, Mei-Juli 2016), dan Ujian Mandiri ITK (UMITK, Juli-Agustus 2016).


Sebagai institusi negeri yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah Kalimantan, ITK menawarkan 10 program studi, yaitu Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Sipil, Teknik Perkapalan, Teknik Material dan Metalurgi, Perencanaan Wilayah dan Kota, Matematika, Fisika, dan Sistem Informasi.


Pada tahun ajaran baru 2016/2017 mendatang, ITK membuka program studi baru, yakni Teknik Lingkungan, Teknik Informatika, dan Teknik Industri. “Khusus untuk tiga prodi ini, pada tahun 2016 ini, jalur masuknya hanya melalui ujian mandiri,” kata Sulis. 


Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang memimpin tim penerimaan mahasiswa baru ITK, Subchan, mengatakan, jumlah mahasiswa yang akan diterima dari jalur SNMPTN 2016 adalah sebesar 40 persen dari total 1000 mahasiswa baru ITK nanti. “Semoga siswa yang mendaftar juga berkualitas, karena yang kami targetkan bukan kuantitas, melainkan kualitas. Kami ingin lulusan ITK membangun Kalimantan dan Indonesia,” ujar doktor Matematika lulusan Cranfield University, Inggris ini.


Sejak diresmikan pada 2014 oleh Presiden SBY pada 2014, sarana-prasarana pendukung perkuliahan di ITK terus dibangun dan dilengkapi, termasuk air dan listrik yang sudah mengalir. “Masyarakat tak perlu khawatir untuk menyekolahkan anaknya di ITK, karena baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota membantu pembangunan ITK,” tutup Sulistijono.
(humas ITK)