Minggu, 13 Maret 2016

Jilbab – Jilbab Baru Warnai ITK




Balikpapan – Pada Senin, 18 Februari 2016 ada pemandangan yang tidak biasa di lingkungan Kampus ITK Karang Joang, Balikpapan. Pagi itu, sehelai kain hitam mengalung rapi menutupi kepala Asnah, 33 tahun, kecuali bagian wajahnya. Pakaiannya pun terlihat lihat tertutup dari biasanya. Ia tampak anggun.

“Saya menjadi lebih tenang dan percaya diri dalam bekerja,” ungkap kepada Humas-ITK. Asnah adalah tenaga sekuriti wanita yang sudah dua bulan bekerja di ITK.

Asnah tidak sendiri. Dua pekan sebelumnya, seorang rekan kerja Asnah, Sania Setyaningsih, 24 tahun, telah lebih dulu mengenakan jilbab. Sania menuturkan, ia melakukan itu karena ingin menjalankan menjalankan syariat Islam yang dianutnya. “Awalnya terasa gerah dan panas, tapi semakin lama menjadi terbiasa,” kata wanita asli Karang Joang, Balikpapan tersebut.

Asnah dan Sonia mengungkapkan, keinginan mereka untuk berjilbab sebenarnya sudah sejak lama. “Ketika di luar lingkungan kampus, saya bahkan sudah mengenakannya sejak sekolah menengah,” ujar Sonia. Namun perusahaan sekuriti asal Majalengka yang mempekerjakan mereka, PT. Yurika Mandiri Abadi, belum mengijinkan.

Kini, seiring meningkatnya karyawan wanita sebagai tenaga sekuriti, yang menuntut agar diijinkan berjilbab, perusahaan pun mengijinkan. Sebelumnya, pada Maret 2015, Kapolri Jenderal Sutarman mengeluarkan aturan yang membolehkan polisi wanita (Polwan) untuk berhijab.

Tak hanya staf, ada juga dua dosen ITK, Rossana Margaret Kadar Yanti (dosen Program Studi Teknik Sipil), dan Ariyaningsih (dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Tata Kota) juga memakai jilbab berturut-turut pada September dan Oktober 2015.

Ariyaningsih menuturkan alasannya berhijab. Tepat pada ulang tahunnya ke-26, Senin, 19 Oktober 2015 ia memutuskan untuk berjilbab hingga akhir hayatnya. Dosen lulusan ITS ini mengaku, dorongan untuk berhijab berasal dari orang tuanya ketika dia masih berkuliah sarjana. “Di ITK, ada kajian Islam untuk muslimah setiap Jumat, mungkin aku kena ridho Allah dari situ,” ujarnya santai.

Ketika ditanyakan mengenai keputusan untuk berjilbabnya ini bisa menular ke dosen lain, wanita asal Lamongan, Jawa Timur mengatakan, mengenakan hijab adalah sebuah keputusan yang tidak bisa dipaksakan, tergantung kesadaran individunya. “Saya pribadi sih kalau melihat teman-teman yang tidak berjilbab tapi pakaiannya masih sopan ya gak papa. Kecuali kalau dia berjilbab terus mencopot jilbabnya lagi. Saya jujur agak risih, kayak orang yang gak konsisten.”

Mahasiswi pun tak mau kalah. Wihelwina Annisa Putri, mahasiswi berprestasi dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Tata Kota angkatan 2012 ini, mengenakan jilbab pada Februari 2016. Dorongan untuk menutup aurat muncul atas kesadarannya sendiri menjalankan kewajiban agama.
“Saya semakin sadar dan yakin bahwa saya harus memperbaiki diri, salah satunya dengan berhijab.”

Menurutnya, keputusannya ini adalah buah dari proses yang tidak sebentar. “Terlebih saya yang masih muda dengan pola pikir yang masih labil, tentunya akan sulit menyadari pentingnya menjaga aurat,” katanya. Dara asli Samarinda mengatakan bahwa hijabnya sekarang “masih dalam proses belajar agar menjadi hijab yang sempurna.”

Fenomena jilbab-jilbab baru yang mewarnai ITK ini ditanggapi positif oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITK, Subchan. Menurutnya, sebagai kampus negeri, dia kerap menekankan agar civitas akademika ITK selalu berperilaku sopan, menjaga ketentraman agar ITK menjadi lingkungan yang kondusif, mendukung kegiatan akademik. “Saya sangat mendukung dengan bertambahnya dosen, karyawan, dan mahasiswi yang berjilbab. Kalau bisa semangat ini menular ke yang lain,” ujarnya.

Koordinator Tim Pembina Kerohanian Islam (TPKI) ITK, Sangidun mengaku senang karena bertambahnya muslimah di lingkungan ITK yang sudah sadar akan kewajiban sebagai kaum hawa untuk menutup aurat. “ITK memang bukan kampus Islam. Tapi anjuran berhijab sebagai bagian dari perintah Islam akan memberi dampak yang positif bagi Kampus ITK dan civitasnya.” (humas ITK).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar